Legislator Menyarankan Pemerintah Selalu Berinovasi untuk Ketahanan Energi

Minggu, 15 Juni 2025 08:07

7p1hudeqtvkggd1

Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mendorong inovasi dalam membangun ketahanan energi nasional. Ia menilai hal ini penting agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

"Penduduk kita besar dan sumber daya energi primer kita sangat terbatas," kata Herman. Hal itu disampaikannya dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Sabtu (14/6/2025).

Ia menyebut batubara memiliki batas ketersediaan. Begitu pula dengan penggunaan gas alam yang tidak bisa terus diandalkan.

Karena itu, menurut Herman, pemerintah perlu mengeksplorasi potensi energi lain. Terutama energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.

"Negara-negara Eropa sudah memakai energi angin dan mengembangkannya secara masif," ujarnya. Ia menyebut Indonesia juga bisa mengikuti arah tersebut.

Herman menilai Indonesia pernah gencar memakai tenaga air sebagai sumber energi. Hal ini ditandai dengan pembangunan waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling.

"Waduk-waduk ini menghasilkan listrik secara terintegrasi," katanya. Namun, ia menambahkan lokasi seperti itu sangat terbatas.

Dengan keterbatasan tersebut, ia menyarankan pemanfaatan tenaga surya. Terlebih, Indonesia memiliki paparan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun.

"Beberapa negara menggunakan solar cell energy sebagai alternatif," ucap Herman. Indonesia harus memanfaatkan potensi itu secara maksimal.

Meski begitu, ia mengakui ada kendala dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Salah satunya adalah sulitnya menyimpan energi dalam jangka panjang.

"Butuh teknologi penyimpanan seperti live battery," ujarnya. Ia menyebut hal ini sebagai tantangan yang harus segera dijawab.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan bauran energi baru terbarukan pada 2025 mencapai 17–20 persen. Target ini disampaikan dalam acara Climate Solutions Partnership, Kamis (12/6/2025).

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan ESDM, Andriah Feby Misna menyatakan telah dilakukan revisi kebijakan nasional. Revisi ini ditujukan untuk mencapai target bauran energi tersebut.

Namun, realisasi bauran energi tahun lalu masih di bawah target. Dari 19,5 persen yang ditargetkan, hanya tercapai 14,68 persen.

Feby menyebut transisi energi menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur transmisi di negara kepulauan seperti Indonesia.

Ia menilai perlu ada interkoneksi antarpulau untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Hal ini menjadi fokus utama dalam pembangunan ke depan.

( sumber : rri.co.id )


Berita Lainnya

Nasional

Wakil BKSAP DPR RI Bramantyo Suwondo: Regulasi AI Penting untuk Lindungi Hak Dasar Masyarakat

Nasional

Ketum Pertina Tinjau Pelaksanaan Tinju Amatir di Popnas 2025

Nasional

Jamarah ke IV DPR RI Dan kanwil kemenag NTB Sosialisasikan Mekanisme Pelaksanaan Haji dan Umroh

Nasional

Sekjen DPP Demokrat Herman Khaeron Tekankan Konsolidasi dan Kolaborasi Hadapi Pemilu 2029

Nasional

Warga Baduy Tak Punya KTP Ditolak RS, Komisi II Ingatkan Pentingnya Peran Dinsos

Nasional

Reses, Sabam Sinaga Ajak Masyarakat Memperkuat Nilai Persatuan

Nasional

Warga Cimaja Apresiasi Bantuan Iman Adinugraha untuk Korban Banjir: Kepedulian Wakil Rakyat

Nasional

HT. Ibrahim Kecam Kasus Pengeroyokan Pemuda Asal Aceh di Masjid Sibolga

Berita: Nasional - Wakil BKSAP DPR RI Bramantyo Suwondo: Regulasi AI Penting untuk Lindungi Hak Dasar Masyarakat •  Nasional - Ketum Pertina Tinjau Pelaksanaan Tinju Amatir di Popnas 2025 •  Nasional - Jamarah ke IV DPR RI Dan kanwil kemenag NTB Sosialisasikan Mekanisme Pelaksanaan Haji dan Umroh •  Nasional - Sekjen DPP Demokrat Herman Khaeron Tekankan Konsolidasi dan Kolaborasi Hadapi Pemilu 2029 •  Nasional - Warga Baduy Tak Punya KTP Ditolak RS, Komisi II Ingatkan Pentingnya Peran Dinsos •  Nasional - Reses, Sabam Sinaga Ajak Masyarakat Memperkuat Nilai Persatuan •  Nasional - Warga Cimaja Apresiasi Bantuan Iman Adinugraha untuk Korban Banjir: Kepedulian Wakil Rakyat •  Nasional - HT. Ibrahim Kecam Kasus Pengeroyokan Pemuda Asal Aceh di Masjid Sibolga •