Rencana pembangunan embarkasi haji di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diusulkan untuk dilengkapi dengan replika Ka’bah berukuran asli. Konsep ini dinilai lebih efektif sebagai pusat edukasi keagamaan dibanding sekadar tempat transit jemaah.
Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra mengatakan, replika Ka’bah skala 1:1 sudah terbukti memberikan dampak positif di daerah lain. Dia menyebut contoh kawasan edukasi manasik haji di Gorontalo dan Makassar yang memiliki replika serupa.
“Mereka membangun kawasan edukasi manasik haji dengan replika Ka’bah berukuran asli, persis seperti yang ada di Makkah,” kata Nanang saat kunjungan kerja spesifik Komisi VIII ke Kulon Progo, beberapa waktu lalu.
Konsep kawasan manasik haji terpadu ini diharapkan dapat menjadi investasi keagamaan jangka panjang. Nanang menekankan pentingnya edukasi sejak dini untuk mempersiapkan calon jemaah haji.
“Kalau anak-anak kecil sudah mulai belajar rukun haji dan simulasi manasik dari sekarang, mereka akan lebih siap saat waktunya berangkat nanti,” jelasnya.
Kawasan ini juga dirancang sebagai ruang publik keagamaan yang inklusif. Fasilitas tersebut akan terbuka untuk masyarakat umum, madrasah, pondok pesantren, hingga wisata edukasi religi.
Selain memberikan nilai tambah dari sisi keagamaan, kawasan ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal di sekitar embarkasi. Nanang menilai pengembangan seperti ini bisa dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan.
“Energi edukasi keagamaan ini harus dimulai dari sekarang. Ini bukan hanya soal tempat transit haji, tapi pusat pembinaan umat,” ujarnya.
Komisi VIII DPR RI berkomitmen mendorong konsep ini dalam rencana pembangunan embarkasi haji DIY. Nanang menyebut pentingnya dukungan lintas sektor dan keterlibatan pemerintah daerah serta Kementerian Agama untuk integrasi proyek ini.
( sumber : news.pdntb.id )