Bocah malang bernama Taula Safa Nabila sedang berjuang menghadapi sakit parah yang dideritanya. Anak perempuan kelahiran 20 Desember 2009 itu divonis mengidap tumor otak. ”Dia dari keluarga tak mampu, asal Kopang Rembiga, Lombok Tengah,” jelas Anggota DPR RI H Nanang Samodra, Jumat (3/6).
Dijelaskan, info itu pertama diterima istrinya dari sejumlah relawan. Pihaknya lantas mengutus tim kecil untuk mendalaminya, dan berusaha mencarikan bantuan.
Diketahui, sang ibu kini merantau ke negeri jiran, sedangkan ayahnya adalah buruh tani dengan penghasilan yang tak seberapa. ”Kami sempat kesulitan karena si anak tak memiliki BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Pekan lalu, dia dibawa ke RSUD NTB untuk menjalani operasi pengangkatan cairan tahap awal. Operasi itu memakan biaya Rp 30 juta. ”Rp 20 juta kita dapat dari bansos, dan Rp 10 juta urunan sejumlah kalangan, termasuk keluarga,” jelasnya.
Tak berhenti sampai disitu, Taula masih akan menjalani operasi kedua yang lebih besar. Ini adalah operasi inti untuk mengatasi tumor yang dideritanya. ”Untuk yang ini, biayanya sekitar Rp 100 juta,” jelas mantan sekda NTB tersebut.
Pihaknya pun berusaha mencarikan cara agar biaya dapat ditanggung BPJS Kesehatan. Sempat kesulitan karena sejumlah kendala administrasi, jalan akhirnya terbuka setelah dia coba menghubungi pihak Kementerian Sosial. ”Alhamdulillah, kini sedang berproses, kemungkinan ditanggung 100 persen,” jelasnya.
Secara khusus Nanang berterima kasih pada Menteri Sosial Tri Risma Hariani. Informasi mengenai Safa sempat disampaikan Nanang pada Risma. ”Inggih bapak, saya tangani,” jawab Risma, sebagaimana ditirukan Nanang.
”Bu menteri langsung respons, dan utus sejumlah tim,” sambungnya.
Selain Kementerian Sosial, Nanang juga sangat berterima kasih pada pihak Sentra Paramita NTB, sebagai salah satu perpanjangan tangan pusat di daerah. Termasuk pihak rumah sakit, dan para relawan. ”Mereka semua banyak membantu,” ujarnya.
Kepala Sentra Paramita NTB I Ketut Supena membenarkan pihaknya kini tengah berusaha memberikan bantuan dan pendampingan pada Safa. ”Kami sudah kunjungi ke rumah sakit, kami bantu penambahan nutrisi si anak,” jelasnya.
Dia membenarkan pihaknya terus mendapat arahan dari kementerian. Sejatinya tak hanya untuk kasus Safa, namun berbagai persoalan lain yang ditangani Paramita.
Bantuan yang diberikan tak hanya terkait kesehatan si anak. Ada pula bantuan untuk coba mengangkat derajat keluarga tak mampu itu. ”Ada bantuan alat semprot pertanian untuk ayahnya,” jelas Ketut.
Bantuan diberikan setelah pihaknya juga mengunjungi keluarga Safa di Lombok Tengah. Sebagai buruh tani, pekerjaan khususnya adalah tukang semprot hama. ”Selama ini dia masih manual semprot hamanya, jadi sekarang kami beri alat semprot, sesuai hasil asesmen,” jabarnya.
Ada pula bantuan 15 ekor ternak bebek yang diharapkan bisa menjadi sumber tambahan penghasilan. ”Kami akan terus mendampingi keluarga ini,” jelasnya.
Kini, para pihak yang terlibat dalam usaha membantu Safa tengah menanti jadwal operasi kedua. Hal itu bisa dilakukan setelah yang bersangkutan pulih benar dari operasi pertama. ”Sembari menanti itu, kita terus pantau dan membantu anak kita ini,” tutup Nanang Samodra seraya meminta doa masyarakat NTB. (yuk/r9)
( sumber : lombokpost.jawapos.com )