Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia menyoroti kegiatan job fair yang diselanggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi.
Salah satunya Cellica Nurrachadiana, Anggota DPR Dapil Jawa Barat VII, yang meliputi Karawang, Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi.
Cellica mengatakan jangan menjadi ajang seremonial saja. Akan tetapi, pelaksanaan job fair dapat memberikan ruang bagi masyarakat, terutama para pencari kerja muda untuk bisa menjangkau peluang kerja tanpa harus mengeluarkan biaya mahal atau bergantung pada calo.
“Saya mengapresiasi inisiatif ini, namun saya juga ingin menegaskan bahwa Job Fair tidak boleh berhenti hanya sebagai kegiatan seremonial atau formalitas tahunan,” kata Cellica pada Selasa (10/6/2025) lalu.
Sebagai anggota Komisi IX yang membidangi ketenagakerjaan, kata Cellica, pihaknya mendorong agar setiap kegiatan Job Fair benar-benar berorientasi pada hasil dan transparansi.
Pemerintah daerah (pemda) harus memastikan bahwa perusahaan yang terlibat memang membuka formasi secara real dan adil, bukan hanya sekadar hadir untuk “branding” saja dan tentu harus manfaatkan platform digital untuk rekrutmen.
Pemda perlu mengawal proses rekrutmen agar tidak terjadi praktik diskriminasi usia, gender, maupun status sosial.
“Saya juga mendorong agar pelatihan pra-kerja berbasis kompetensi ditingkatkan, supaya pencari kerja tidak hanya datang membawa lamaran, tetapi juga nilai tambah keterampilan,” katanya.
Apalagi diketahui, kata Cellica, Kabupaten Bekasi adalah wilayah industri strategis yang menjadi magnet pekerja dari berbagai daerah. Tapi jangan sampai warga lokal, terutama lulusan SMK atau fresh graduate justru menjadi penonton di rumah sendiri.
Sekali lagi, Cellica berharap hasil dari Job Fair ini dapat dievaluasi secara terbuka, berapa persen pelamar yang lolos, apa kendalanya dan skill apa yang paling dibutuhkan.
Ini penting untuk menjadi bagian dari ekosistem pembangunan ketenagakerjaan yang berkelanjutan.
“Sayapun akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, dunia industri, dan dunia pendidikan untuk memastikan bahwa setiap anak-anak muda Indonesia harus memiliki akses yang adil terhadap pekerjaan yang layak,” katanya.
( sumber : terkenal.co.id )